Kadis Perdagangan Kota Bandar Lampung Bungkam Soal Pungli dan Kekacauan Pasar, Diduga Kuat Alergi Terhadap Wartawan

Kadis Perdagangan Kota Bandar Lampung Bungkam Soal Pungli dan Kekacauan Pasar, Diduga Kuat Alergi Terhadap Wartawan

BANDAR LAMPUNG,BEDAHAKASUS.ID
Kritik terhadap kinerja Dinas Perdagangan Kota Bandar Lampung terus menguat. Setelah publik menyoroti maraknya pungutan liar (pungli) dan pengelolaan pasar yang dinilai amburadul, kini Kepala Dinas Perdagangan, Erwin, S.H., M.H., justru menjadi sorotan karena bungkam saat dimintai konfirmasi oleh media.

Tim BedahKasus.id mencoba mengonfirmasi langsung kepada Erwin melalui sambungan WhatsApp pribadi pada Sabtu, 11 Oktober 2025, terkait tudingan lemahnya pengawasan dan dugaan praktik pungli di sejumlah pasar, seperti Pasar Lebak Budi, Pasar Tugu, dan beberapa pasar lain di Kota Bandar Lampung.
Namun, hingga berita ini diterbitkan, tidak ada satu pun balasan dari Kadis Perdagangan tersebut. Pesan yang dikirim wartawan hanya dibaca tanpa respon, menimbulkan dugaan kuat bahwa Erwin alergi terhadap wartawan dan memilih diam di tengah sorotan publik.

Sebelumnya, kondisi pasar-pasar di Kota Bandar Lampung menuai keluhan dari masyarakat. Kemacetan parah di Jalan Imam Bonjol arah Pasar Lebak Budi hingga SMP Negeri 4 menjadi bukti lemahnya penataan. Para pedagang kembali berjualan di badan jalan setelah sebelumnya sempat ditertibkan oleh pemerintah.

Seorang pedagang sayur berinisial MP, ketika diwawancarai, mengaku terpaksa berjualan di luar karena tingginya pungutan dan biaya kios yang makin memberatkan.

> “Kalau di dalam pasar banyak pungli, Pak. Sewa kios naik terus. Saya cuma jual sayur, mana kuat bayar begitu,” ungkap MP, dengan nada kecewa.

 

Menanggapi kekacauan tersebut, Pembina Forum Lintas Lembaga Lampung, Noperwan AB, menilai bahwa hal ini terjadi karena lemahnya pengawasan dari Dinas Perdagangan.

> “Kadis Perdagangan jangan cuma duduk di kantor dan terima laporan dari bawah. Turun ke lapangan biar tahu akar masalah. Ini bukti Kadis Perdagangan gagal mengawasi bawahannya,” tegas Noperwan.

 

Sementara itu, Ketua Umum Himatra Lampung, Taufik Hidayatullah, menilai Wali Kota harus segera mengevaluasi kinerja Kadis Perdagangan, karena hal ini telah mencoreng citra pemerintah kota.

> “Percuma Wali Kota sudah bekerja keras menertibkan pedagang kalau Kadis Perdagangan tidak mampu menjaga hasilnya. Lemahnya kontrol ini jelas merusak citra Wali Kota,” ujarnya.

 

Hingga berita ini diturunkan, Kadis Perdagangan Kota Bandar Lampung, Erwin, S.H., M.H., belum memberikan klarifikasi ataupun tanggapan resmi.
Sikap bungkam tersebut justru menambah pertanyaan publik: ada apa sebenarnya dengan pengelolaan pasar di Bandar Lampung?

(*DIMAS MR*)